Selasa, 30 April 2019

LIHAT BACA DAN AMATI ITU CARA TRADING SEDERHANA

1. Melihat apa Yang tak Terlihat, Bukan Apa Yang Dilihat.

Melihat apa yang tak terlihat merupakan suatu intuisi dalam sebuah trading sisitem bahwa harga dan rata-rata harga (price patterns) adalah refleksi akurat dari fundamental yang mendasari pergerakan di pasar. Menurut Norris, sebuah trend harga takkan bertahan lama tanpa adanya fundamental ekonomi yang mendasari. Namun demikian, dengan banyaknya informasi yang beredar di internet masa kini, akan mudah mencurigai ada penjelasan logis untuk setiap geseran kecil di pasar.



dalam melakukan trading yang mengikuti trend (trend following) sebaiknya tetap santai dan tidak tergesa-gesa dalam menelaah analisis gejolak harga intraday yang berkaitan dengan rilis berita jangka pendek. Sebaliknya, yakinlah bahwa pada di akhir hari atau di akhir minggu ini (tergantung timeframe trading Anda), pergerakan harga akan sesuai dengan trend yang sedang berlangsung.

Rata-rata pola pergerakan harga di atas chart tak menampilkan kondisi kenaikan harga mulus terus ke atas, melainkan ada higher low dan higher high. Bagi trading mengikuti trend, informasi-informasi ini adalah bahan trading penting, lebih penting daripada apa yang dikatakan atau ditulis analis tentang kondisi pasar (read the chart, not the news).

2. Amati Korelasi Pasar.

Di pasar yang sedang trending, dikenal korelasi pergerakan harga antara beberapa aset. Misalnya antara Dolar Kanada dengan harga Minyak. Atau antara harga Emas dan Dolar AS. Atau Greenback dengan pasar saham AS. Perlu dipahami disini bahwa meskipun ada hubungan diantara aset-aset finansial tersebut, tetapi akan ada masa-masa di mana keduanya tidak bergerak seirama.
Jika Anda akan trading mengikuti trend (trend following), maka jangan berupaya menduga-duga pergerakan trend berdasarkan korelasi yang sudah berlalu. Korelasi tidak bersifat mutlak.

3. Selalu Belajar Untuk  Mengamati Market

Banyak trader menyarankan agar jangan sampai tergoda untuk Close posisi terlalu dini, tapi ada juga saran sebaliknya, untuk mengabaikan aturan Money Management agar bisa mendapatkan profit sesuai perkembangan di pasar. Realitanya, tak peduli seberapa siap secara psikologis, Anda akan selalu menanyakan lagi pada diri sendiri kalau-kalau langkah yang diambil sudah tepat atau belum.
Nah, dalam hal ini, Anda perlu belajar untuk melupakan posisi trading yang sudah dibuka. Ketika OP (open posisi), pasang level stop loss dan take profit yang cukup longgar sesuai setting risk/reward Anda, lalu tutup platform dan coba lupakan posisi trading itu.

Dalam mengamati Market,tidak usah tengok kiri dan tengok kanan untuk mendukung analisa Anda pada posisi yang sudah dibuka. Tak perlu menengok posisi trading setiap menit. Singkatnya, tunggu saja hingga tanaman bertumbuh, tak ada gunanya membongkar tanah untuk melihat apakah benih sudah bersemi atau belum.

4. Open BUY Saat Harga Naik Terkoreksi Dan Open SELL Saat Harga Turun Tertunda.

Kata Norris dalam sebuah jurnalnya bahwa "buy dips in uptrends and sell rallies in downtrends" adalah "golden rule" dalam trading mengikuti trend. Tak peduli seberapa kuat sebuah trend dalam jangka panjang, akan selalu ada pergerakan yang berlawanan dengan trend tersebut dalam periode intraday atau intraweek. Pergerakan yang dikenal dengan koreksi itu merupakan peluang bagi trader yang jeli.

5.   Baca Posisi Grafik  "Top" Maupun "Bottom".

Banyak trader yang mengikuti trend ingin bisa mengidentifikasi Top (puncak harga) dan Bottom (level harga terendah) dengan anggapan risiko trading bakal lebih kecil. Akan tetapi menurut Jay Norris, trader profesional yang trading dengan mengikuti trend hanya berpartisipasi dalam sepertiga teratas sebuah pergerakan harga, karena itulah tempat di mana reward bisa didapat dalam jumlah terbesar dan waktu tercepat.

Rata-rata trader profesional mengandalkan suatu pengukur momentum untuk menentukan kapan akan bertrading. Di kursus tradingnya, ia biasa mengajarkan dua jenis trigger dalam bertrading:
  • Zone Trade, yaitu ketika buy atau sell di level-level support dan resistance.
  • Momentum trade, yaitu ketika buy dan sell ditentukan oleh pola-pola harga secara menyeluruh dan momentum jangka pendek.
Pada akhirnya, Norris menemukan bahwa peluang yang muncul dari Momentum Trade bisa lebih besar dibanding Zone Trade, sementara risikonya juga lebih rendah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa meski saran "buy low, sell high" tidaklah buruk, tetapi bagi pengguna Momentum Trade saran terbaik adalah "buy high, sell higher".

Pada Ahirnya anda lah yang hanya dapat melihat dan membaca sebuah perdagangan di setiap trading yang akan anda lakukan, dan kabar baiknya ada bisa melukan itu semua dengan membaca buku
Menjadi Trader Sakti solusi untuk semua Trader Indonesia yang tidak mau MC.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar