Senin, 22 April 2019

Cara Menggunakan Indikator RSI

Bagimana cara menggunakan Indikator yang menurut saya simple dan mudah di terapkan di semua pasangan mata uang dalam perdagangan forex. Rata-rata dari trader hanya menggunakan indikator RSI sebagai pemantau kondisi jenuh pada pasar. Simak berbagai fungsi lain RSI pada artikel berikut.


Para pengagum RSI selalu membayangkan betapa mudahnya memakai Indikator tersebut. Betapa tidak, RSI selalu dikaitkan tentang pola harga jenuh dan gambaran harga yang bisa dilihat sebagai batas Low atau High pada saat tren berlangsung. Namun benarkah menggunakan indikator RSI bisa begitu mudah?

Relative Strength Index (RSI) pertama kali diperkenalkan oleh J. Welles Wilder pada tahun 1978 dalam bukunya yang berjudul "New Concepts in Technical Trading Systems". Indikator RSI kemudian dikenal sebagai sebuah indikator Oscillator dengan level dari 0 hingga 100.

Periode Indikator RSI yang dijadikan standar oleh Wilder adalah 14. Namun periode tersebut dapat diganti menjadi lebih kecil maupun besar, sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing trader. Kebanyakan trader hanya menggunakan RSI seperti layaknya indikator Oscillator lainnya: hanya untuk melihat sinyal Overbought maupun Oversold. Namun ternyata, Indikator RSI bisa digunakan untuk lebih dari sekedar itu. Nah, sebelum masuk ke uraian lebih lanjut tentang berbagai cara menggunakan indikator RSI, mari belajar cara menghitungnya terlebih dahulu.


Menghitung Nilai RSI

Dalam menghitung nilai indikator RSI, terdapat beberapa komponen yang harus dihitung terlebih dahulu. Komponen tersebut adalah RS, Rata-rata peningkatan, dan Rata-rata penurunan. Jika menggunakan periode standar dari Wilder, maka rumus menghitungnya adalah:


Menggunakan Indikator RSI Untuk Menentukan Level Jenuh Pasar


 

Seperti halnya minyak, harga suatu aset juga memiliki titik jenuh, baik karena sudah terlalu lama naik (Overbought) maupun turun (Oversold). Dalam menentukan level titik jenuh ini, biasanya ditetapkan sebuah level tertentu dari indikator yang dapat mewakili kejenuhannya.

Kejenuhan pasar ini juga dapat diukur dengan menggunakan indikator RSI. Umumnya, level 70 dan 30 digunakan sebagai batasan, yang berarti jika nilai indikator RSI berada di atas 70, maka harga telah Overbought. Sedangkan jika nilai indikator RSI berada di bawah 30, maka harga telah Oversold. Beberapa orang juga sering menggunakan level 80 dan 20 sebagai standar, jadi acuan ini tidaklah bersifat baku.

 Pada contoh di atas telah digambarkan kedua keadaan secara umum, yaitu Overbought pada nilai indikator RSI di atas 70, dan Oversold saat nilai indikator RSI di bawah 30. Namun perlu diperhatikan bahwa tidak semua Overbought dan Oversold akan berujung pada pembalikan panjang seperti yang dicontohkan ini. Lebih sering, harga akan terus melanjutkan perjalanannya naik maupun turun karena tren masih kuat berlangsung. Agar tidak terjebak sinyal palsu, disarankan untuk menggabungkan RSI dengan indikator teknikal lain.

Para trader sering menggunakan indikator RSI sebagai bantuan dalam pengambilan keputusan trading. Salah satu contoh yang sering digunakan adalah gabungan Bollinger Bands dan RSI. Bahkan ada beberapa trader yang tak segan-segan hanya menggunakan RSI sebagai indikator utamanya. Mari simak chart di bawah ini sebagai contoh.

Menggunakan RSI Untuk Menentukan Tren

Selain melihat tingkat kejenuhan pasar, trader juga sering menggunakan indikator RSI untuk melihat kapan tren akan berubah. Awal perubahan ini bisa dideteksi dengan melihat penembusan-penembusan pada level tertentu di pasar.

 Dalam melihat atau menentukan tren, trader biasanya menggunakan Moving Average maupun Channel. Namun, tidak hanya kedua indikator teknikal tersebut yang dapat dijadikan acuan. RSI punya caranya sendiri dalam menentukan tren. Dalam menentukan tren melalui RSI, dibutuhkan level 50 sebagai pembatas. Jika sinyal RSI berada di atas 50 maka tren sedang naik, sedangkan jika di bawah 50 maka tren sedang turun.


Selain untuk menentukan tren, level 50 ini juga bisa menjadi tanda awal perubahan tren. Hal ini bisa ditandai dengan penembusan level 50. Crossing ini juga biasa dikenal dengan The Centerline Crossover, atau penembusan garis tengah dengan sinyal RSI.


Indikator RSI Sebagai Pembaca Divergence

 

RSI adalah indikator Favorit para trader khususnya para trader yang baru belajar trading forex. Sama seperti indikator Stochastics dan MACD, RSI juga dapat digunakan untuk membaca divergence yang sedang terjadi di pasar. Menurut Wilder, sinyal divergence bisa menjadi titik reversal dalam sebuah tren. Hal ini dimungkinkan terjadi karena harga sudah tidak memiliki kekuatan lagi dalam melanjutkan perjalanannya.

Sebuah sinyal bullish divergence terjadi saat harga pada chart terlihat membentuk lower low, tapi sinyal RSI-nya justru membentuk higher low. Sedangkan untuk sinyal bearish divergence terjadi saat harga pada chart terlihat membentuk higher high, tetapi sinyal RSI-nya justru membentuk lower high. Untuk lebih jelasnya simak contoh berikut ini:


Cara Menggunakan Indikator RSI Dengan Support Resistance

Selain beberapa cara di atas, RSI juga dapat digunakan layaknya trading dengan naked chart. Jadi, trading hanya menggunakan indikator RSI serta garis Support Resistance saja. Garis-garis Resistance dapat dibentuk dengan beberapa titik hasil dari percobaan gagal harga untuk. Untuk garis support, dapat dibentuk dengan beberapa titik hasil dari percobaan gagal harga untuk turun.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar